Siapa Penemu Aqua, Ini Jawabannya
Siapa yang tidak mengenal produk Aqua? Tampaknya setiap orang di Nusantara sudah mengonsumsi olahan air minum dalam kemasan satu ini. Malahan saking terkenalnya, Aqua telah menjadi “aktivis” sehingga penduduk menyebut semua produk air minum kemasan selaku Aqua, walaupun pada faktanya ada banyak produk serupa dengan merek bermacam-macam.
Daftar Tulisan
Siapa Penemu Aqua
Konsumen Aqua pun berasal dari segala kalangan, baik dari golongan ekonomi papan atas, menengah, sampai kalangan bawah. Mulai dari pengemasan gelas, botol berbagai ukuran, hingga galon, Aqua memiliki konsumen setia yang sudah menggunakan produknya selama puluhan tahun. Namun, belum semua orang tahu, siapakah orang yang berperan penting di balik suksesnya Aqua. Who’s the man behind the scene? Siapakah yang memelopori lahirnya Aqua hingga menjadi sebesar kini?
Dialah Tirto Utomo. Barangkali publik lebih mengenal Aqua selaku salah satu produk komersial Danone, perusahaan besar asal Perancis. Namun faktanya, pendiri dan pengembang permulaan Aqua yakni Tirto Utomo asal Indonesia.
Memiliki nama asli Kwa Sien Biauw, Tirto lahir pada 8 Maret 1930 di Wonosobo, Jawa Tengah. Tirto merupakan keturunan Tionghoa dengan orang tua berjulukan Tjan Thong Nio dan Kwa Liang Tjoan.
Mengenal Tirto Utomo
Orang renta Tirto mengerjakan perjuangan setempat berupa peternakan sapi perah. Dari hasil perjuangan keluarga ini, Tirto mampu menamatkan pendidikan dasar di tempat kelahirannya, Wonosobo. Selanjutnya Tirto bersekolah menengah pertama di Magelang, lalu meneruskan sekolah menengah atas di Malang.
Pendidikan Formal dan Perjalanan Karier Tirto Utomo
Di kurun itu, Tirto Utomo termasuk kalangan yang beruntung sebab sukses menamatkan pendidikan formal dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Tirto pun mempunyai semangat belajar yang tinggi sampai membuatnya terus belajar di tingkat universitas.
Kuliah dan Organisasi
Tirto mengambil kuliah di Universitas Gadjah Mada untuk program ekstensi Fakultas Hukum. Pada dikala itu UGM bertempat di Surabaya. Setelahnya, Tirto melanjutkan ke Fakultas Hukum di Universitas Indonesia.
Tirto Utomo yakni sosok yang aktif dalam organisasi semasa kuliahnya. Bahkan Tirto pernah menjabat selaku ketua organisasi pergerakan untuk perjaka Tionghoa berjulukan Cung Lien Hui. Organisasi ini memiliki banyak cabang hampir di seantero Indonesia.
Ketika berada di Cung Lien Hui pula Tirto berjumpa Kwee Gwat Kien, putri seorang bankir senior Bank Indonesia (ketika itu berjulukan The Javasche Bank), yang lalu menjadi kekasih hatinya sampai ajal.
Wartawan di Surat Kabar
Sembari kuliah di UGM Surabaya, Tirto melakukan pekerjaan menjadi wartawan di surat kabar Djawa Post. Di tengah-tengah cuaca panas Surabaya, Tirto tetap antusiasmengayuh onthel untuk melaksanakan liputan dan aneka macam wawancara.
Meskipun sambil bekerja, Tirto tetap bisa menuntaskan kuliahnya sempurna waktu. Hingga pada 1954, Tirto lulus dari UGM dan melanjutkan studi ke Universitas Indonesia untuk menyusul Kienke, kekasihnya yang telah lebih dahulu kuliah di sana.
Berbekal pengalaman yang didapat selama di Djawa Post, Tirto lalu bergabung dengan surat kabar Sin Po. Bahkan Tirto diamanahi menjadi pemimpin redaksi selama 1955—1959.
Sin Po sendiri yaitu surat kabar Tionghoa yang memakai berbahasa Melayu, dan merupakan salah satu media massa nasional yang besar lengan berkuasa. Bahkan surat kabar Sin Po menjadi yang perta menampung lagu beserta notasi Indonesia Raya.
Karier di Permina
Usai menempuh pendidikan aturan di Universitas Indonesia, Tirto memutuskan melakukan pekerjaan sesuai kapabilitasnya sebagai seorang sarjana aturan. Tirto pun bekerja di Permina (sekarang menjadi Pertamina) atas saran dosennya.
Tirto diposisikan di pedalaman hutan Medan, Sumatra Utara. Sesudah lima tahun melakukan pekerjaan di Permina, Tirto menjadi kepada divisi aturan serta pemasaran luar negeri. Jabatan ini membuatnya sering berinteraksi dengan klien asal mancanegara.
Cikal Bakal Terciptanya Aqua
Pengalaman kerja dan bertemu banyak orang memperlihatkan ilmu tersendiri bagi Tirto Utomo. Ketika bekerja di divisi aturan dan pemasaran luar negeri Permina, ada sebuah kejadian yang kemudian memunculkan inovasi Tirto untuk berbagi bisnis air minum.
Pada saat itu, tahun 1971, Tirto hendak melakukan negosiasi bersama wakil perusahaan USA di Jakarta. Namun pertemuan penting itu nyaris gagal balasan istri ketua delegasi yang datang-tiba mengalami sakit perut.
Ternyata sesudah dilakukan pemeriksaan, istri ketua utusan tersebut mengalami gangguan pencernaan alasannya adalah meminum air yang kurang higienis. Dari sanalah Tirto datang-tiba memperoleh adanya ilham cemerlang untuk menciptakan produk air siap minum yang bersih dan pasti sehat.
Air Minum dalam Kemasan
Di zaman itu, air minum dalam bungkus yaitu hal tidak lazim. Masyarakat sebagian besar mengonsumsi air tanah yang dibentuk sumur, lalu dimasak sendiri. Maka jika ada yang kepikiran untuk mengemas air minum dalam wadah dan dikomersialkan, tentu mampu dikatakan out of the box.
Tirto berdiskusi dengan kerabat-saudaranya untuk belajar bagaimana memproses air minum kemasan. Pada awalnya, Tirto tidak paham ihwal proses pemurnian air lantas menyuruh adiknya magang di perusahaan air minum bungkus asal Thailand bernama Polaris.
Lahirnya Aqua
Hasil magang sang adik membuahkan hasil. Tepatnya 23 Februari 1973, Tirto mendirikan perusahaan air minum kemasan dengan nama PT Aqua Golden Mississippi.
Awalnya Tirto ingin menggunakan nama Polaris, dari kata purity. Namun sesudah berdiskusi dengan konsultan, nama Aqua ternyata lebih “menjual”. Dan kata tersebut juga berasal dari bahasa Latin, aqua yang artinya air.
Selain itu, ada kata mississippi yang dalam bahasa Indian bermakna father of wather. Dengan ini Tirto berupaya meyakinkan pasar bahwa mutu air bungkus yang dijualnya yaitu pure artesia water.
PT Aqua Golden Mississippi pun resmi lahir di Bekasi dengan jumlah karyawan awal sebanyak 38 orang. Produk pertamanya diperkenalkan pada publik 1 Oktober 1974. Bersama karyawan, Tirto menggali sumur untuk menerima mata air di pabrik pertama.
Terinspirasi Kemasan Air Mineral Korea Selatan
Pada tahun itu, tidak jauh dari pabrik Tirto sedang ada proyek pembangunan tol Jagorawi. Kontraktornya berasal dari Korea Selatan, adalah Hyundai. Para insinyur Hyundai memiliki kebiasaan minum air dalam bungkus. Kebiasaan itu kemudian ditularkan terhadap para rekan kerja setempat.
Tirto pun mengambil potensi tersebut untuk menyuplai air minum para pekerja proyek tol. Seketika pelanggannya banyak dari golongan pekerja proyek. Tirto pun mengadopsi pengemasan air mineral botol seperti yang berasal dari Korea Selatan.
Setelah bisnisnya berkembang lebih besar, Tirto memindahkan basis pabrik ke Pandaan, Malang, Jawa Timur. Dengan mempertimbangkan kemurnian sumber mata air sebagaimana prinsip pendirian Aqua semenjak permulaan.
Tirto dan Aqua
Tirto bukanlah nama lahir seorang Kwa Sien Biauw. Pada tahun 1960-an, para keturunan Tionghoa di tanah air mengubah nama mereka dengan nama Indonesia. Kwa Sien Biauw memilih nama Tirto yang mempunyai arti ‘air’ dan Utomo yang artinya ‘utama’.
Sepanjang hidupnya, Tirto pun mengabdikan diri untuk membuatkan Aqua hingga menjadi penggerak air mineral bungkus di Indonesia. Tirto meninggal pada 16 Maret 1994 di kampung halamannya, Wonosobo.
Tahun 1996, PT Aqua Golden Mississippi diakuisisi oleh perusahaan multinasional asal Perancis, Danone. Hingga kini keberadaan Aqua tetap legendaris di mata masyarakat dan itu semua tak akan lepas dari peran besar sosok Tirto Utomo.
Comments
Post a Comment